, JAKARTA — Lembaga Pemanfaatan dan Pengelolaan Investasi Daya Anak Agung Nusantara atau Danantara Indonesia tercatat meraih penerimaan dividen jumbo sebanyak Rp71,04 triliun dari tujuh perusahaan publik BUMN sesuai dengan hasil operasional tahun buku 2024.

Berdasarkan data yang diolah Bisnis , Selasa (3/6/2025), sektor bank milik negara memberikan kontribusi signifikan pada total pembagian dividen yang dicatatkan.

Kontribusi terbesar berasal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ( BBRI ), yang menyetorkan dividen kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) selaku Holding Operasional Danantara, sebesar Rp27,51 triliun dari total dividen Rp51,74 triliun. BKI diketahui menggenggam 53,18% saham BBRI hingga akhir April 2025.

Posisi nomor dua diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ( BMRI yang menyediakan dana senilai Rp22,63 triliun untuk kantong Danantara berkat kepemilikan 52% dari saham perusahaan tersebut. BMRI mencatat telah mendistribusikan total dividen sebesar Rp43,51 triliun selama tahun buku 2024.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ( BBNI Berpartisipasi sebanyak Rp8,37 triliun dari jumlah keseluruhan Rp13,95 triliun dengan persentase kepemilikan Danantara mencapai 60%.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan mentransferRp451,09 miliar sebagai bagian dari total dividen senilai Rp751,83 miliar yang diumumkan untuk tahun buku 2024.

Bukan hanya dari bidang perbankan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. ( TLKM ) juga menjadi sumber dividen signifikan dengan kontribusi sebesar Rp10,96 triliun dari total dividen Rp21,05 triliun. Danantara tercatat memiliki 52,09% saham TLKM.

Dari sektor jalan tol dan semen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) menyetor Rp791 miliar dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) menyumbang Rp332,16 miliar.

Secara keseluruhan, Danantara Indonesia menerima Rp71,04 triliun dari tujuh emiten BUMN. Dana tersebut rencananya akan dikelola oleh Danantara melalui Holding Investasi yang dinakhodai oleh Pandu Patria Sjahrir.

PENGELOLAAN DIVIDEN

Danantara Indonesia diyakini akan menangani dana sebesar Rp170 triliun yang berasal dari sumber tersebut. dividen BUMN setiap tahunnya. Dana tersebut nantinya akan diarahkan untuk memacu investasi di sektor strategis.

Deputi Menteri dari BUMN dan juga Chief Operating Officer Danatama, Dony Oskaria menyebutkan bahwa manajemen dari dana tersebut akan dikendalikan oleh Holding Investasi yang berada di bawah kepemimpinan Pandu Sjahrir.

Sebagai Chief Operating Officer atau COO di Danantara, Dony mengemukakan bahwa tanggung jawab utamanya adalah meningkatkan efisiensi operasional semua perusahaan milik negara agar dapat mencapai target investasi yang dibutuhkan.

Saya memiliki janji kepada Presiden [Prabowo Subianto] bahwa kami harus menyediakan dividen sebesar Rp170 triliun tiap tahunnya guna investasi oleh Mas Pandu di Danantara Investment Management," ungkapnya saat menghadiri acara Outlook Ekonomi DPR tersebut. Detik.com di Jakarta, dirujuk pada Rabu (21/5/2025).

Dia juga menyatakan bahwa kegiatan investasi di Danantara tidak akan mempengaruhi performa operasional Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ini disebabkan karena struktur organisasi antara Holding Operasional dan Holding Investasi sudah dibedakan secara jelas.

Operasional Holding dikendalikan oleh Danantara Asset Management, sementara tugas pengelolaan investasi dilaksanakan oleh Danantara Investment Management.

Apakah kemudian risiko [investasi] bisa membawa dampak negatif pada BUMN? Tentu saja tidak. BUMN mempunyai posisi yang kuat. superholding "Nama perusahaannya adalah Danantara Asset Management, sedangkan di sisi lain ada Danantara Investment Management," jelas Dony.

Selain itu, investasi Danantara dipastikan tidak akan menggunakan dana pihak ketiga Himpunan Bank Milik Negara ( Himbara Oleh karena itu, keraguan tentang pemanfaatan anggaran umum untuk investasi di Danantara dipandang sebagai hal yang kurang sesuai.

Kecemasan terkait investasi dana dari pihak luar dan selanjutnya juga menggunakan aktiva bank menjadi perhatian. leverage , hal tersebut sama sekali tidak berlaku karena pemisahan telah sangat jelas antara bagian operasional dan investasi," katanya.

SEKTOR INVESTASI

Dalam pemberitaan Sebelumnya, Manajer Direktur Keuangan Danantara Indonesia, Arief Budiman, mengungkapkan bahwa dana dari dividen perusahaan milik negara akan ditangani dan dialihkan guna mendorong investasi dalam berbagai sektor yang produktif.

Bidang produksi tersebut meliputi sektor keamanan energi dan makanan, industri berbasis teknologi maju, beserta dengan sector layanan kesehatan dan pendidikan.

"Investasi perlu dialihkan ke bidang-bidang yang dapat menaikkan efisiensi kerja, dan disinilah nilai utama dari investasi tersebut," tegasnya.

Arief pun menegaskan bahwa model Danantara bakal mencakup elemen-elemen pengelolaan perusahaan yang solid, terutama dengan menjaga pemisahan antara layanan publik (PSO) dan unit-unit usaha yang bersifat murni bisnis.

Pada saat yang sama, Danantara meningkatkan kedudukannya dalam peta investasi internasional lewat kerjasama dengan Future Fund Australia. Pengumuman tersebut dibuat setelah acara KTT Tahunan antara pemimpin Indonesia dan Australia di Jakarta.

Satu aspek dari rapat tersebut adalah dukungan Australia bagi partisipasi Indonesia sebagai anggota Danantara dalam International Forum of Sovereign Wealth Fund (IFSWF). Hal ini membuka jalan untuk kerja sama langsung dengan Future Fund.

Future Fund adalah badan pengelola dana pensiun milik pemerintah Australia yang bertanggung jawab atas manajemen dana melebihi A$307 miliar sampai dengan akhir kuartal pertama tahun 2025.

CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyebut dukungan ini sebagai momentum untuk memperkuat posisi Danantara sebagai mitra investasi global.

“Keanggotaan dalam IFSWF yang bisa memfasilitasi kemitraan strategis dengan Future Fund Australia tentunya merupakan langkah penting dalam memperkuat posisi Danantara Indonesia sebagai mitra investasi global yang kredibel,” ujar Rosan.

Di sisi lain, Danantara Indonesia bersama sejumlah lembaga keuangan dan investasi China juga mulai menjajaki peluang investasi jangka panjang di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pusat data, hingga teknologi.

Hal tersebut mengemuka dalam hasil kunjungan delegasi resmi Indonesia ke Beijing, China yang dipimpin oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada 20-21 Mei 2025.

Peluang investasi terbuka setelah pemerintah China disebut berkomitmen mendorong kolaborasi antara Danantara dengan berbagai institusi investasi, seperti China Investment Corporation (CIC), State Development and Investment Corporation (SDIC), dan China International Trust and Investment Corporation (CITIC).

Pandu Patria Sjahrir dari Chief Investment Officer Danantara Indonesia, yang menjadi bagian dari rombongan, menyampaikan bahwa pertemuan bilateral ini berpotensi meningkatkan kolaborasi sehingga dapat membawa manfaat jangka panjang bagi kedua negara.

"Komitmen yang signifikan dari sejumlah institusi finansial dan investor di China untuk meningkatkan kolaborasi dengan Indonesia, terutama melalui Danantara," katanya dalam pernyataan tertulis tersebut.

________

Disclaimer Berita ini bukanlah ajakan untuk membeli atau menjual saham. Seluruh keputusan investasi terserah pada pembaca. Tidak bertanggung jawab atas setiap kerugian ataupun keuntungan yang muncul akibat keputusan investasi oleh para pembaca.