Di belakang sebutan yang menarik 'Permata Pulau Jawa', ternyata ada satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di DIY, bahkan melebihi Bantul dan Gunungkidul....
- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama ini dikenal sebagai surganya pariwisata dan pusat kebudayaan di Pulau Jawa. Kota ini kerap dijuluki sebagai destinasi impian wisatawan, lengkap dengan pesona alam, kekayaan seni, dan kehangatan masyarakatnya. Namun di balik gemerlap citra tersebut, DIY ternyata masih dibayangi oleh persoalan klasik yang belum tuntas: kemiskinan.
Pada tahun 2025, Pemerintah Provinsi DIY mencatat bahwa angka kemiskinan di wilayah ini masih berada di angka 10,4 persen.
Ini berarti bahwa dari jumlah populasi keseluruhan yaitu 3.759.500 jiwa (sesuai dengan data pada tahun 2024), kira-kira ada 430.470 individu yang masih bertahan di bawah garis kemiskinan.
Fenomena ini menjadi ironi tersendiri, mengingat geliat ekonomi di sektor pariwisata dan pendidikan di DIY tergolong tinggi.
Akan tetapi, apabila kita menganalisis dengan lebih mendalam, bukan semua area di DIY mengalami pembangunan ekonomi secara merata.
Dari kelima wilayah administratif tersebut—yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota—ditemukan bahwa sejumlah area memberikan kontribusi paling besar pada tingkat kemiskinan tertinggi.
Berdasarkan informasi resmi yang dikumpulkan dari situs web jogjaprov.go.id serta yogyakarta.bps.go.id, berikut merupakan ketiga daerah kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi di DIY:
3. Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul menempati posisi ketiga sebagai daerah termiskin di Yogyakarta dengan tingkat kemiskinan sebesar 11,68 persen.
Jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai sekitar 126,93 ribu orang.
Meskipun angka kemiskinannya cukup tinggi, Bantul tetap dianggap sebagai salah satu daerah paling maju di Indonesia berdasarkan indeks daya saing daerah.
Yang mencakup empat aspek utama: pasar, sumber daya manusia, ekosistem inovasi, dan lingkungan pendukung.
2. Kabupaten Gunungkidul
Gunungkidul menempati urutan kedua sebagai daerah dengan angka kemiskinan teratas di Yogyakarta, mencapai presentasi sekitar 15,8 persen.
Jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut diperkirakan mencapai kira-kira 120,41 ribu jiwa.
Angka tersebut cukup tinggi disebabkan oleh populasi keseluruhan dari Gunungkidul yang cenderung kecil, yakni kira-kira 776.584 orang.
1. Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Kulon Progo tercatat sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Yogyakarta, mencapai 15,62 persen.
Kira-kira terdapat 71,48 ribu jiwa yang termasuk dalam kategori kemiskinan di area tersebut.
Persentasi tinggi itu disebabkan oleh populasi warga yang relatif kecil, yakni kurang lebih 444.516 orang saja.
Namun demikian, pertumbuhan daerah tersebut diprediksikan akan terus meningkat dengan cepat.
Terlebih lagi dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), yang merupakan salah satu dari bandara paling luas di Indonesia.
Kulon Progo mempunyai berbagai nama panggilan yang mencerminkan karakteristik khusus daerah tersebut.
Jewel of Java (Permata Pulau Jawa)
Nama tersebut dipakai untuk menggarisbawahi daya tarik dan pesona lanskap Alam Kulon Progo, terutama di sektor wisatanya.
Di samping gelar-gelarnya itu pula, Kulon Progo mempunyai moto BINANGUN (Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Gotong Royong, Tahan Banting, Nyaman) yang mencerminkan prinsip-prinsip serta cita-cita menuju pembangunan wilayahnya.
(/MNL)
Tidak ada komentar
Posting Komentar