Malaysia punya Ong Kim Swee sebagai pelatih di Liga 1 2025/26, Indonesia tak punya pelatih lokal di kasta tertinggi.

Sepak bola Indonesia sedang mengalami krisis pelatih lokal berkualitas di timnas maupun kompetisi domestik.

Patrick Kluivert tak mempunyai asisten lokal dalam jajaran kabinetnya di timnas Indonesia.

Tradisi asisten lokal mendampingi pelatih asing timnas Indonesia terhenti di era Kluivert.

Di Liga 1 2025/26, Indonesia saat ini belum punya pelatih lokal yang memimpin klub kasta tertinggi.

Tiga klub promosi, PSIM Yogyakarta, Bhayangkara FC, dan Persijap Jepara, naik kasta bersama pelatih lokal.

Meski demikian tiga klub tersebut melepas sosok lokal Erwan Hendarwanto, Hanim Sugiarto, dan Widodo C Putro.

Trio klub itu lantas menunjuk berturut-turut Jean-Paul van Gastel, Paul Munster, dan Mario Lemos.

Satu-satunya klub yang mempekerjakan pelatih lokal di Liga 1, Malut United, baru saja mencopot orangnya.

Imran Nahumarury dipecat karena pelanggaran disiplin keras menjelang pramusim dimulai.

Sampai Malut menunjuk pelatih baru, jumlah nama lokal di kursi pelatih Liga 1 saat ini adalah 0 (nol).

Portugal dan Belanda menjadi negara yang paling diminati oleh klub Liga 1.

Dua negara tersebut mengirim masing-masing tiga pelatih.

Portugal mempunyai Ze Gomes (Arema FC), Bernardo Tavares (PSM Makassar), dan Mario Lemos (Persijap).

Belanda memiliki Johnny Jansen (Bali United), Jean-Paul van Gastel (PSIM), dan Jan Olde Riekerink (Dewa United).

Jumlah itu belum menghitung Kluivert di timnas, Pieter Huistra di PSS yang terdegradasi, serta Persis yang mengkode pelatih baru asal Belanda.

Tamparan untuk PSSI yaitu di Liga 1 terdapat satu pelatih Malaysia, lebih banyak dibanding nol pelatih Indonesia.

Pelatih negeri jiran tersebut yaitu Ong Kim Swee, yang hijrah ke Persik Kediri setelah menyelamatkan Persis dari degradasi.

Meng- upgrade pemain timnas bisa dilakukan dengan naturalisasi, tetapi di sektor pelatih, PSSI menatap pekerjaan sulit memperbanyak pool pelatih lokal.