, Jakarta - Di tengah kegentingan memuncak perang Israel Iran , gambar-gambar citra satelit menunjukkan bahwa seluruh kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah meninggalkan pelabuhan utamanya di Bahrain.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan Washington menghadapi kemungkinan serangan terhadap Iran, demikian dilaporkan Newsweek pada Rabu, 18 Juni 2025, dikutip Anadolu .

Menurut analisis para pakar intelijen sumber terbuka, termasuk Ian Ellis di platform X, saat ini terdapat sedikitnya satu kapal tempur pesisir, empat kapal penanggulangan ranjau, serta kapal pendukung operasi khusus M/V Ocean Trader yang beroperasi di kawasan tanggung jawab Komando Pusat AS.

Pergerakan Kapal Angkatan Laut AS Dilihat dari Satelit

Keberangkatan kapal-kapal perang Amerika Serikat dari pelabuhan di Bahrain menandakan reposisi strategis ke berbagai titik penting di kawasan Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Teluk Oman, area vital yang termasuk dalam wilayah operasi Komando Pusat AS (CENTCOM), menurut para analis yang diwawancarai Newsweek .

Juga diketahui kapal induk USS Nimitz dialihkan dari Laut Cina Selatan menuju Timur Tengah pada Senin, 15 Juni 2025, menambah jumlah kapal induk AS di wilayah tersebut menjadi dua, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.

Sebagai bagian dari langkah pencegahan, puluhan pesawat pengisian bahan bakar milik Angkatan Udara AS dikerahkan ke Eropa akhir pekan lalu untuk mendukung potensi operasi di Timur Tengah, demikian laporan dua pejabat pertahanan yang dikutip Politico .

Seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada Newsweek bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memerintahkan kelompok tempur kapal induk Nimitz untuk bergerak ke wilayah tanggung jawab CENTCOM guna memperkuat pertahanan dan melindungi personel AS di kawasan tersebut.

Berdasarkan data pelacakan dari Marine Traffic , USS Nimitz meninggalkan Laut Cina Selatan pada Senin dan melewati Selat Malaka menuju barat. Rencana kunjungan ke pelabuhan Da Nang, Vietnam, yang semula dijadwalkan pada 20 Juni, dibatalkan secara mendadak.

Menurut para pejabat, Angkatan Laut AS bisa saja menambah kehadirannya dengan mengerahkan kapal induk USS George Washington dari Jepang jika diperlukan.

Jet tempur AS juga kini melakukan patroli aktif di wilayah Timur Tengah demi melindungi pasukan dan fasilitas militer. Keamanan di pangkalan-pangkalan militer AS di wilayah tersebut juga ditingkatkan.

Jumlah pasukan AS di Timur Tengah telah naik menjadi sekitar 40.000 personel, dari jumlah biasanya sekitar 30.000. Jumlah ini sebelumnya mencapai puncaknya di angka 43.000 pada Oktober lalu saat terjadi ketegangan regional usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang kemudian direspons AS dengan pengerahan armada laut untuk mencegah eskalasi dari kelompok-kelompok seperti Hizbullah dan Iran.

Pentagon juga memperluas pengerahan ke Eropa dan Timur Tengah. Lebih dari 24 pesawat tanker pengisian bahan bakar udara, seperti KC-135 Stratotanker dan KC-46 Pegasus, telah berangkat dari berbagai pangkalan di AS pada Minggu dan Senin, dan mendarat di pangkalan di Spanyol, Jerman, Yunani, Italia, dan Skotlandia. Kehadiran pesawat tanker ini penting untuk mendukung keberlangsungan operasi udara skala besar.

Seorang pejabat AS menyampaikan bahwa pengerahan ini memberikan fleksibilitas tambahan bagi komandan jika instalasi AS menghadapi ancaman langsung. Menteri Pertahanan Hegseth mengonfirmasi pada hari Senin bahwa ia telah memerintahkan penambahan pasukan ke Timur Tengah. Dalam wawancara televisi, ia menekankan kesiapan AS, sifat defensif langkah-langkah tersebut, serta komitmen untuk melindungi warga dan kepentingan AS.

AS memang sudah memiliki kehadiran militer signifikan di kawasan. Di Laut Arab, terdapat kapal induk USS Carl Vinson bersama kapal penjelajah USS Princeton dan kapal perusak USS Sterett, USS Milius, dan USS Wayne E. Meyer. Di Laut Merah, patroli dilakukan oleh kapal perusak USS Forrest Sherman dan USS Truxtun, sementara kapal tempur pesisir USS Canberra baru saja tiba di Bahrain.

Di Mediterania, tiga kapal perusak, USS Sullivan, USS Arleigh Burke, dan USS Thomas Hudner juga berpatroli, dengan Hudner kini bergerak lebih dekat ke Israel pasca serangan Iran.

Di Samudra Hindia, pangkalan strategis AS di Diego Garcia kini menjadi elemen kunci. Citra satelit dari bulan Mei menunjukkan bahwa enam pesawat pengebom siluman B-2 dan empat pengebom B-52 telah ditempatkan di sana. Pesawat-pesawat ini mampu membawa Massive Ordnance Penetrator, bom konvensional paling kuat untuk menghancurkan target bawah tanah, termasuk fasilitas nuklir.

Sementara itu, analis sumber terbuka melaporkan bahwa hampir 30 pesawat tanker udara AS telah bergerak ke Eropa, yang mengindikasikan kesiapan menghadapi kemungkinan serangan udara berskala besar, nimbrung dalam konflik Israel Iran .

Sita Planasari ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.