, Jakarta - Ukraina mengoperasikan salah satu dari pesawat tanpa awak terbesarnya dalam suatu misi Rusia Pada hari Minggu, tanggal 1 Juni 2025, serangan itu dialamatkan kepada kelima pangkalan udara yang terletak di daerah dalam negeri Rusia.
Hari ini, pemerintah Kyiv melakukan serangan teroris dengan mengunakan drone tanpa awak FPV di bandara beberapa daerah termasuk Murmansk, Irkutsk, Ivanovo, Ryazan, dan Amur. Serangan terhadap bandara-bandara militer di wilayah Ivanovo, Ryazan, serta Amur sudah bisa dicegah. Hingga saat laporan dibuat tidak ada korban jiwa baik itu tentara atau rakyat biasa. Sebagian pelaku penyerangan tersebut kini berada dalam tahanan polisi, demikian disampaikan oleh Menteri Pertahanan Rusia pada hari Minggu tanggal 1 Juni 2025 seperti dikabarkan. NDTV.
Rusia menyebutkan bahwa sejumlah pesawat mereka terdampak oleh serangan tersebut. Menurut pernyataan resmi, akibat pemakaian drone nirtemu FPV dari area mendekati bandar Udara militer di daerah Murmansk dan Irkutsk, beberapa pesawat hangus dilalap api. Namun demikian, kebakaran dapat dikendalikan.
Meskipun demikian, Ukraina menyebut setidaknya 40 pesawat rusak. Menurut pihak Ukraina, di antara pesawat-pesawat itu terdapat bomber strategis TU-95 serta Tu-22 dengan kapabilitas nuklir.
Antara serangan-serangan tersebut termasuk satu serangan pada satuan militer di desa Sridni, yakni serangan awal di Siberia, yang telah dikonfirmasi oleh pejabat pemerintah Rusia dari daerah Irkutsk.
Serangan itu ditujukan untuk menghancurkan pesawat pengebom musuh yang jauh dari garis depan di Rusia. Akibat serangan, kebakaran terjadi di pangkalan udara Belaya, salah satu instalasi militer yang menjadi sasaran.
Media di Ukraina menyatakan bahwa tindakan khusus skala besar ini diselenggarakan oleh Badan Keamanan Ukraina (SBU). Pasukan serta pejabat sipil sudah dipersiapkan untuk menghadapi ancaman tersebut, dan sumber peluncuran drone juga telah ditutup, sesuai dengan laporan dari RT.
Serangan itu terjadi ketika Rusia dan Ukraina direncanakan untuk memulai babak kedua negosiasi damai di Istanbul pada hari Senin. Tim delegasi Rusia yang diketuai oleh aids militer Kremlin, Vladimir Medynsky, sudah sampai di Turki.
Operasi tersebut sudah dimulai dengan kode rahasia "Pavutyna," yang berarti "Jaring Laba-Laba." Media Ukraina, Pravda, melaporkan bahwa tujuan dari operasi ini adalah mengurangi kapabilitas serangan jarak jauh milisi Rusia.
Ukraina dikabarkan telah mempersiapkan operasi ini selama satu tahun terakhir. Pesawat tanpa awak itu disimpan dalam gudang mobil yang bisa digerakkan dengan menggunakan truk-truk pengiriman. Terkadang, atap atas truk dapat dibuka secara remote, memungkinkannya lepas landas dan mengincar basis-basis udara yang ditetapkan sebelumnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar