Kumpulan Modul Ajar,BANJARMASIN - Sedikitnya 800 sekolah di Kalimantan Selatan dilaporkan mengalami kerusakan. Data memprihatinkan ini diungkapkan Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMB) Kalsel Yuli Haryanto saat berdiskusi dengan mahasiswa dan pegiat pendidikan di Banjarmasin, Selasa (15/7).
Kerusakan terjadi di berbagai tingkat satuan pendidikan dan sifatnya bervariasi. “Mulai ari atap roboh, lantai amblas, hingga unit sekolah baru yang tidak layak pakai,” paparnya.
Dari jumlah tersebut, hanya 207 sekolah yang dipastikan mendapat anggaran revitalisasi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada 2025. Selebihnya menunggu kucuran dana tahap selanjutnya.
Yuli menekankan perlunya dukungan pemerintah kabupaten, kota dan provinsi untuk mempercepat perbaikan. “Penanganan infrastruktur pendidikan tidak bisa bergantung sepenuhnya ke pusat,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, BPMP juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dijalankan sejak awal tahun. Dalam waktu dekat, BPMP turun ke lapangan untuk berdialog dengan pihak sekolah dan siswa demi memastikan menu MBG sesuai selera serta kebutuhan gizi peserta didik.
Satu lagi fasilitas pendidikan di Kalsel yang terpantau rusak adalah SDN Pengambangan 10 Kota Banjarmasin. Sekolah berbahan kayu tersebut mengalami kerusakan pada sejumlah ruang kelas. Dindingnya lapuk dan banyak berlubang. Lantainya juga miring di beberapa bagian.
Untuk menutupi dinding, yang beberapa lembar papannya lapuk dan lepas, guru memasang lembaran plastik. Itupun plastiknya banyak yang robek diterpa angin dan hujan.
Tidak jarang ruang kelas dimasuki reptil seperti ular dan biawak saat proses pembelajaran. Hal ini karena sekolah berada di kawasan rawa.
Kepala SDN Pengambangan 10 Nor Alinah mengatakan kondisi tersebut cukup menganggu proses pembelajaran. “Anak-anak sering teriak bila ada biawak atau ular masuk kelas saat jam belajar,” katanya, Selasa.
Diungkapkan Alinah, kondisi tersebut sudah terjadi dua tahun terakhir. Meski sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Banjarmasin, kerusakan belum juga mendapatkan perbaikan.
“Bila perbaikan pakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tentu tidak cukup karena total siswa kami hanya 52 orang,” ujarnya.
Selain ruang kelas 4, 5 dan 6, kerusakan terjadi pada ruang perpustakaan. Alinah pun berharap Dinas Pendidikan memperhatikan kondisi fasilitas belajar di SDN Pengambangan 10. Hal ini karena fasilitas belajar menjadi satu faktor pendukung dalam menarik minat peserta didik baru.
“Tahun ini saja siswa baru kami hanya 11 orang. Mungkin karena fasilitas belajar di sekolah kami kurang memadai,” jelasnya.(mel/msr)
Tidak ada komentar
Posting Komentar